Dua minggu sudah aku terpaksa mengeluarkan handphone cadanganku dari lemari di gudang. Itu karena mendadak smartphone Android-ku bermasalah pada tombol-tombolnya, yang membuat aku untuk segera memasukkan ke tempat service. Namun, hingga sampai artikel ini tayang, smartphone androidku belum juga terdengar kabar baiknya. Yaa gimana lagi, aku cuma bisa menunggu.. 🙁
PRAKATA
Selain itu, kebutuhan akses social media sudah tidak lagi dalam genggaman. Aku mesti check mention dan DM dari twitter, inbox dan notif dari Facebook secara manual dengan browser dari PC Desktop. Dan yang paling fatal, jadi sering terlambat balas email klien. Pokoknya slow respon lah..
Selama smartphone android-ku diservis, komunikasi hanya bisa melalui sms dan telepon memakai ‘pemain cadangan’ Nokia N73 Music Edition dalam hal alat komunikasi sehari-hari. Sayangnya, aku lupa untuk mem-back-up kontak yang terdapat pada smartphone android, jadi selama dua minggu ini merasa ada yang berkurang, yaitu notif dari handphone. Tidak sedikit dari temen-temenku juga menanyakan kenapa Whatsapp-nya tidak dibalas atau tidak terkirim?😕
Segera ku ambil handphone cadangan dari lemari, dan aku nyalakan kembali (untung masih bisa nyala normal). Mungkin tidak semua orang memiliki pemikiran untuk tetep mempertahankan handphone lamanya sebagai handphone cadangan yaa, karena harga handphone baru yang semakin murah orang kebanyakan jual hape lama ganti yang baru. Bener kan?hehe 🙄
Hmm.. beberapa hari memakainya agak terlihat kaku karena tangan mesti adaptasi lagi karena berbeda cara penggunaannya dan juga fisiknya yang jauh berbeda dari smartphone android. It’s OK.. Kebanyakan orang bahkan aku sekarang ini menganggap handphone dengan bentuk candy bar dengan keypad konvensional tanpa ada layar yang besar yang bisa disentuh, membuat Nokia N73 ini seperti handphone biasa jauh dari kesan smartphone, hanya bisa buat telpon dan sms. Inilah kehebatan perubahan besar teknologi komunikasi karena ternyata mampu merubah pandangan orang terhadap konsep smartphone. Tapi semakin lama memakai Nokia N73 ini, kok ada rasa ‘kagum’ yaa terutama setelah mencoba fiturnya satu-satu. Nahh kali ini, aku memutuskan untuk berbagi pengalamanku memakai Nokia N73 ini.
Itulah prakata kenapa aku mau menulis dan memasukkan pengalamanku menggunakan Nokia N73 ke dalam blog ini. Yaaps, mari kita mulai saja review N73 ini.
HISTORY
Nokia merupakan merek ponsel yang paling populer di Indonesia tahun 2000-an awal, aku yakin kalian tidak akan lupa bagaimana Nokia berjaya saat itu. Nokia juga mengubah pola pikir masyarakat Indonesia mulai dari handphone sebagai alat komunikasi yang hanya mampu sms dan telpon saat itu, kini masyarakat menilai sebuah handphone kalo gk bisa muterin MP3, ato kalo gk ada fitur kameranya itu belum layak disebut sebuah handphone. Tentu saja itu karena nokia sukses mengenalkan Operating System (OS) Symbian-nya. Mungkin kita masih inget masa kejayaan OS Symbian ini merajalela di tanah air melalui Nokia 6600. Ponsel yang mirip sabun mandi itu sukses memikat banyak ‘kaum berduit’ untuk mencincipi berbagai macam teknologi yang ditawarkan symbian tahun 2003 silam.
Tiga tahun kemudian, tepatnya 25 April 2006 Nokia resmi merilis N73. Nokia sudah mulai mengelompokkan kategorisasi, dan Nokia N73 termasuk dalam kategori N Series. Kala itu jajaran ponsel Nokia N Series merupakan jajaran ponsel mewah dengan beragam teknologi paling canggih saat itu. Nokia N73 mengusung OS Symbian S60 3rd Edition yang memang menyajikan user interface berbeda dengan Nokia seri sebelumnya. Tidak lama kemudian menyusul N73 Music Edition dengan warna full black.
DESIGN
Nokia N73 Music Edition ini memiliki disain Candy Bar. Bagi kita yang mengalami era tahun 2000an awal, istilah Candy Bar mungkin bukanlah istilah baru, memang saat ini kita pun sudah jarang membaca atau mendengar istilah ini. Istilah Candy Bar dulu sering kita jumpai di berbagai media yang membicarakan tentang ponsel. Yupp, Candy Bar adalah design dimana handphone tersebut berbentuk kotak kokoh simple, serta klasik.
Bahkan di benak konsumen Nokia sudah tertancapkan citra merek ponsel Candy Bar. Sudah tidak diragukan lagi N73 Music Edition ini merupakan produk sukses di pasaran. Design-nya yang kokoh dan terhitung masih tebal (apalagi jika dibanding dengan produk smartphone keluaran tahun 2012 ke atas) karena pabrikan ponsel sekarang ini sudah berlomba-lomba mengeluarkan ponsel tipis (Slim Design).
Hanya satu bagian dimana kita dapat menemukan fungsi yang berbeda dari handphone lain, yaitu back door Nokia N73. Sliding back door ini memiliki 3 peran sekaligus. Peran pertama adalah, menutup battery dan simcar agar tidak lepas. Yang kedua adalah menutup lensa kamera Nokia N73. Dan yang terakhir berfungsi juga lengsung mengaktifkan fitur kamera ketika kita geser untuk membuka penutup kameranya. Aku rasa ini adalah sesuatu yang sederhana tapi hebat, karena tidak hanya kece, tapi juga fungsi. Jadi kalo mau berfoto-foto jangan lupa menggeser tutup battery ini ke arah bawah yaa 🙂
Di sisi samping kanan terdapat tombol volume up dan volume down, ini berarti jelas fungsi utamanya untuk mengeraskan dan mengecilkan output suara yang dihasilkan. Tapi ketika kita sedang menjalankan fungsi kamera atau membuka gallery foto-foto, tombol ini juga dapat berguna untuk zoom in dan zoom out. Selain itu, terdapat juga tombol khusus untuk mengakses menu Gallery, dan tombol kamera shutter.
Dan di sisi sebelah kiri hanya ada Infra red (IrDA) dan lubang untuk menyematkan tali gantungan handphone. Aku masih inget kalo dulu aksesoris yang paling laku di kalangan anak muda adalah gantungan hape, bentuknya beragam, mulai dari gantungan sebagai tali yang dikalungkan ke leher, boneka yang lucu-lucu, bahkan lampu kelap-kelip. Lubang ini sudah jarang sekali kita temukan pada smartphone keluaran sekarang ini. Bener nggak? Silakan di check hapemu deh.. hehe 😀
ACCESSORIES
Di Bagian bawah smartphone Nokia N73 ini terdapat port jack untuk menghubungkan dengan Audio Adapter AD-41 bawaan dari Nokia N73 Music Edition. Audio Adapter nokia ada bermacam-macam tipe dan serinya, dan menurut aku sih Audio Adapter AD-41 ini adalah yang paling lengkap tombolnya, bahkan sampai sekarang belum pernah ada lagi yang mengeluarkan audio adapter dengan banyak tombol pengaturan seperti Nokia AD-41 ini. CMIIW ^^’
Aksesoris ini juga yang membuat N73 Music Edition bener-bener lengkap sebagai smartphone musik terbaik di tahun 2006. Bagaimana tidak, pada tahun 90-an orang-orang dapat mendengarkan musik melalui audio player canggih saat itu adalah walkman saat masih era kaset pita, kemudian tahun berikutnya muncul discman mengikuti jaman CD (Compact Disc). Dan selanjutnya era digital musik berubah menjadi file dengan format MP3, disaat itulah fungsi smartphone menjadi begitu diidolakan kebanyakan orang. Hal itu karena smartphone memulai perannya sebagai audio player bagi para penikmat musik. Orang mulai diedukasi untuk berpikir praktis, yaitu menggabungkan fungsi handphone sebagai alat komunikasi dengan musik player dalam satu alat. Termasuk yang saya tulis disini adalah sebuah ponsel yang berevolusi lebih dari musik player, tidak seperti musik player yang tertanam di smartphone lain. Hal ini menjadi bukti bahwa Nokia serius dalam menggarap ponsel musik. Berbagai fitur dari equalizer yang dapat kita setting sesuai dengan selera musik kita, mengkategorisasi jenis aliran musik (genre), menanamkan stereo speaker yang mampu mengeluarkan suara lebih baik dari speaker yang terdapat pada smartphone lain saat itu, hingga menyuguhkan album art saat musik kita putar. Bahkan, dalam paket penjualannya terdapat audio adapter dan stereo headset (Nokia HS-20) yang dibekali pun memiliki pengaturan musik yang cukup lengkap mulai dari play, pause, stop, next, previous, volume, the call key dan ada juga lock key dalam sebuah device audio adapter AD-41.😎
Masih di bagian bawah handphone Nokia N73 ada lubang kecil untuk charging serta ada slot untuk menanamkan Mini SD dengan teknologi Hot Swap. OK, mungkin sekarang ini kita lebih sering mendengar ukuran memory card external Micro SD daripada Mini SD. Mini SD bentuknya lebih besar dari Micro SD, tapi lebih kecil dari SD Card. Di dalam paket penjualan Nokia N73 Music Edition ini dibekali Mini SD hingga 2GB. Sungguh kapasitas yang sangat besar saat itu. Mini SD yang dibekali Nokia N73 Music Edition merupakan Mini SD Adapter jadi kita dapat memasukkan Micro SD ke dalam Mini SD. Dengan fitur canggih bernama Hot Swap ini, Mini SD dapat kita cabut tanpa mematikan handphone. Namun tentu saja kita masuk ke pengaturan Memory dulu untuk remove memory card. Kemudian Nokia N73 Music Edition ini juga dibekali dual stereo speaker, yang letaknya ada di bagian bawah dan bagian atas deket tombol power.
Di sisi atas Nokia N73 Music Edition ini hanya ada tombol Power dan Speaker. Tombol powernya cukup solid tapi tetep nyaman ketika dipencet. Tombol Power ini tidak hanya berfungsi untuk on/off saja, tapi juga untuk mengatur profile yang berisi general, silent, outdoor, meeting, offline dan lain sebagainya yang berhubungan tentang nada dering profile kita. Lalu ada menu kunci telepon (Phone Lock) dan remove memory card. Speakernya cukup lebar posisinya jadi tidak hanya asal keras suaranya namun juga dapat menghasilkan suara stereo. <3
Selain itu di bagian depan terdapat kamera depan, mungkin jaman dulu belum booming istilah Selfie yaa, tapi fungsi kamera depan ini dulu untuk mempopulerkan istilah Video Call. Kamera depan ini memiliki resolusi VGA jadi kurang begitu bagus hasilnya. Nokia menyajikannya kamera depan cukup mencolok dengan balutan material stainless steel berbentuk rounded square yang mampu memberi kesan elegan kepada penggunanya. Untuk mengaktifkan kamera depan cukup mudah, tinggal klik kamera pada menu di layar handphone, jika kita tidak membuka back door kamera utama Nokia N73 Music Edition ini, maka otomatis kamera depan akan aktif dan kita bisa melihat wajah kita, ciluubbaaaa.. gambarnya pecah-pecah, noise dimana-mana, wajar kalo kamu gk bakal percaya itu wajah kamu sendiri..jiaahhhh hahaha 😆
Layar Nokia N73 Music Edition ini masih menggunakan teknologi TFT 256.000 warna, berukuran 2,4 inchi beresolusi 240 x 320 pixel. Selain itu layar tersebut memiliki teknologi light sensor yang terletak di samping kamera depan. Sensor ini berfungsi untuk mengatur backlight pada layar yang mampu menampilkan gambar lebih baik.
Di bawah layar terdapat tombol navigasi dengan joystick 5 arah, tombol select/option di sebelah kiri, tombol quit/back ada di sebelah kanan. Di bawahnya ada tombol berwarna hijau untuk menerima panggilan, dan sebelah kanan untuk menolak panggilan masuk. Lalu pada keypad numerik nokia N73 Music Edition ini cukup rapat susunannya, tidak ada jeda (space) sama sekali namun designer Nokia N73 Music Edition pastinya sudah memperhitungkan besarnya tiap tombol masing-masing. Bahannya glossy terlihat berbeda dengan bahan pada casing, namun tetap tersusun secara simetris. Terlihat rapi dan solid, kan?
Soal kenyamanan mengetik, jangan tanya, pasti empuk dan awet nih keypad. Angka masih dapat terbaca jelas, tidak ada yang pudar, selain itu juga ada backlight keypad berwarna biru. Meskipun ada bunyi cetik-cetik setiap kali menekan keypad ini, setidaknya kita masih dapat membalas sms dengan 1 jempol saja dengan cepat. Tombol menu berwarna biru di sebelah kiri, untuk akses ke menu dari layar utama. Di bawah tombol menu, terdapat tombol dengan ikon pensil yang berfungsi untuk marking teks atau file supaya dapat kita copy, cut, dan move. Pada Nokia N73 Music Edition inilah kita jumpai tombol ‘spesial’ tanpa telor yang menjadi shortcut untuk masuk ke fitur Musik. Bila kita tekan lebih lama tombol ini kita akan masuk pada fitur Radio. Dan yang terakhir tombol yang terdapat pada pojok kanan bawah adalah tombol C untuk Clear atau delete teks/file.
PENUTUP PART I
Yup, itulah pembahasan NOKIA N73 Music Edition kali ini. Kita mulai dari sejarah panjangnya, mengamati tiap sudutnya, dan mengenal fitur-fitur luarnya. Nah selanjutnya kita review Nokia N73 Music Edition Part II yang akan membahas fitur-fitur di dalamnya lebih lengkap lagi. Mari kita lihat bagaimana memulai Nokia N73 Music Edition ini 😀